Jumat, 29 Agustus 2008

TROUBLESHOOTING KOMPUTER

Komputer sudah merupakan alat bantu yang tergolong penting saat ini, kita ambil salah satu contoh pada kegiatan perkantoran, tentunya dengan adanya komputer maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat. Sebagai pengguna atau pemakai komputer tentunya kita juga pernah mengalami masalah dengan komputer. Hal tersebut dapat diakibatkan adanya ketidaksesuaian dari komponen dasar komputer itu sendiri yang biasanya berkaitan dengan Software (perangkat lunak atau aplikasinya), Hardware (perangkat keras) atau Brainware (si pemakai komputer).




Pengertian Troubleshooting Komputer
Dalam dunia komputer, segala sesuatu masalah yang berhubungan dengan komputer disebut Troubleshooting dan timbulnya masalah dalam komputer tentu ada sebabnya. Pada kesempatan ini kita akan sedikit belajar untuk mendeteksi masalah pada komputer Anda terutama yang berhubungan dengan Hardware.
Untuk permasalahan dengan Software sebaiknya Anda lakukan pendeteksian sederhana dahulu seperti pemeriksaan file-file yang berhubungan dengan Software atau spesifikasi permintaan (requirement) dari Software. Apabila permasalahannya cukup rumit, sebaiknya Anda install ulang saja Software tersebut, karena akan terlalu rumit untuk memperbaiki sebuah Software, sedangkan untuk permasalahan dengan Brainware, penulis hanya dapat memberikan saran “istirahat dulu deh, he…”.

Teknik dalam Troubleshooting
Terdapat dua macam teknik dalam mendeteksi permasalahan dalam komputer, yaitu teknik Forward dan teknik Backward. Untuk lebih mengenal kedua teknik tersebut, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu definisi dari masing-masing teknik tersebut.
1. Teknik Forward
Sesuai dengan namanya, maka dalam teknik ini segala macam permasalahan dideteksi semenjak awal komputer dirakit dan biasanya teknik ini hanya digunakan oleh orang-orang dealer komputer yang sering melakukan perakitan komputer. Pada teknik ini hanya dilakukan pendeteksian masalah secara sederhana dan dilakukan sebelum komputer dinyalakan (dialiri listrik). Untuk mempermudah silakan simak contoh berikut :
§ Setelah komputer selesai dirakit, maka dilakukan pemeriksaan pada semua Hardware yang telah terpasang, misalnya memeriksa hubungan dari kabel Power Supply ke soket power pada Motherboard.
§ Untuk casing ATX, kita periksa apakah kabel Power Switch sudah terpasang dengan benar.
§ dsb.

2. Teknik Backward
Hampir sama dengan teknik sebelumnya, teknik Backward adalah teknik untuk mendeteksi kesalahan pada komputer setelah komputer dinyalakan (dialiri listrik). Teknik lebih banyak digunakan karena pada umumnya permasalahan dalam komputer baru akan timbul setelah “jam terbang” komputernya sudah banyak dan ini sudah merupakan hal yang wajar. Dapat kita ambil beberapa contoh sebagai berikut :
§ Floppy Disk yang tidak dapat membaca disket dengan baik.
§ Komputer tidak mau menyala saat tombol power pada casing ditekan.
§ dsb.

Tabel Pendeteksian Masalah
Setelah penjelasan sederhana dari kedua teknik tersebut penulis akan membahas lebih dalam lagi ke teknik Backward, karena bagi pengguna komputer rumahan tentunya teknik ini lebih banyak akan digunakan ketimbang teknik Forward. Untuk lebih mempermudah dalam pendeteksian masalah pada komputer Anda, silakan simak tabel berikut :

No
Komponen
Pendeteksian Masalah
1
Power Supply
Analisa Pengukuran
2
Motherboard
3
Speaker
4
RAM
Analisa Suara
5
VGA Card + Monitor
6
Keyboard
Analisa Tampilan
7
Card I/O
8
Disk Drive
9
Disket

Analisa Pengukuran
Pada tahapan ini, pendeteksian masalah dengan cara mengukur tegangan listrik pada komponen nomor 1 sampai 3. Gunakan alat bantu seperti multitester untuk mengukur tegangan yang diterima atau diberikan komponen tersebut.
Contoh : Mengukur tegangan listrik yang diterima oleh Power Supply, lalu mengukur tegangan yang diberikan oleh Power Supply ke komponen lainnya.

Analisa Suara
Pada tahapan ini pendeteksian masalah menggunakan kode suara (beep) yang dimiliki oleh BIOS dan dapat kita dengar lewat PC Speaker. Pastikan kabel PC Speaker sudah terpasang dengan baik. Kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5. Untuk mempermudah pengenalan kode suara tersebut, silakan simak keterangan berikut :
§ Bunyi beep pendek satu kali, artinya sistem telah melakukan proses Boot dengan baik.
§ Bunyi beep pendek 2 kali, artinya ada masalah pada konfigurasi atau seting pada CMOS.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 1 kali, artinya ada masalah pada Motherboard atau DRAM.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 2 kali, artinya ada masalah pada monitor atau VGA Card.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 3 kali, artinya ada masalah pada Keyboard.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 9 kali, artinya ada masalah pada ROM BIOS.
§ Bunyi beep panjang terus-menerus, artinya ada masalah di DRAM.
§ Bunyi beep pendek terus-menerus, artinya ada masalah penerimaan tegangan (power).
§ Pada beberapa merk Motherboard akan mengeluarkan bunyi beep beberapa kali apabila temperatur processornya terlalu tinggi (panas).
Catatan : kode bunyi beep diatas berlaku pada AWARD BIOS, untuk jenis BIOS yang lain kemungkinan memiliki kode bunyi beep yang berbeda.

Analisa Tampilan
Pada tahapan ini pendeteksian masalah cenderung lebih mudah karena letak permasalahan dapat diketahui berdasarkan pesan error yang ditampilkan di monitor. Kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 6 sampai 9.
Contoh : Pada saat komputer dinyalakan tampil pesan Keyboard Error, maka dapat dipastikan letak permasalahan hanya pada Keyboard.

Cara Cepat Mengenali Troubleshooting
§ Apabila terjadi masalah dan sistem masih memberikan tampilan pesan pada monitor atau disertai dengan bunyi beep 1 atau 2 kali, maka kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 6 sampai 9, yaitu pada Keyboard, Card I/O, Disk Drive dan Disket.
§ Apabila terjadi masalah dan sistem memberikan kode bunyi beep lebih dari 2 kali, maka kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5, yaitu RAM, VGA Card dan Monitor.
§ Sedangkan untuk masalah yang tidak disertai pesan pada monitor atau kode bunyi beep, kemungkinan besar letak permasalahan ada di komponen nomor 1 dan 2, yaitu Power Suplly dan Motherboard.

Dengan kedua macam teknik dalam pendeteksian maslah dalam komputer tersebut, tentunya akan lebih memperkaya pengetahuan kita di bidang komputer, jadi jika suatu saat terdapat masalah pada komputer Anda kita dapat melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum membawa ke tempat servis, kalaupun harus membawa ke tempat servis kita sudah mengerti letak permasalahannya, jadi kita tidak dibohongi oleh tukang servis yang nakal ; )
Dengan pemahaman troubleshooting komputer yang lebih dalam tentunya akan lebih mempermudah kita untuk mengetahui letak permasalahan dalam komputer dan tentunya akan lebih menyenangkan apabila kita dapat memperbaiki sendiri permasalahan tersebut. Semoga pembahasan sederhana tentang troubleshooting ini dapat bermanfaat, selamat mencoba dan terima kasih.

Troubleshooting Motherboard

Kalau prosesor dianggap sebagai “otak” komputer, maka motherboard boleh dianggap merupakan “jantung” kehidupan di PC. Sebagai komponen yang menyandang “beban berat” kerusakan sedikit saja bisa membikin PC tersengal-sengal.
Pada komputer generasi awal, komponen seperti prosesor dan Ram langsung dilekatkan pada motherboard tanpa bisa diganti-ganti atau ditambah lagi. Model semcam ini dinamakan backplane. Desain baru yang bersifat modular memungkinkan penggantian beberapa komponen yang melekat pada motherboard secara mudah, sekaligus memberikan keleluasaan tersedianya peluang-peluang peningkatan teknologi PC itu sendiri.


Namun, kemudahan senantiasa mengandeng resiko. Begitu pula dengan motherboard. Sejak motherboard dijadikan “sasaran tembak” utama untuk menghasilkan PC yang optimal, kita dihadapkan pada keruwetan-keruwetan yang semakin besar. Mari tunjuk beberapa contoh. Peningkatan kebutuhan prosesor yang bertenaga membuat desain motherboard harus mengikuti tuntutan perkembangan prosesor. Kebutuhan akan transfer data yang lebih cepat membutuhkan desain motherboard terus berubah. Perkembangan-perkembangn terbaru seperti teknologi Fire Ware, USB 2.0, RAID System, Smart Card, Secure Digital, wireless, semuanya berkumpul pada lahan yang sama : motherboard.
Meski untuk saat ini belum semua teknologi tersebut populer, namun untuk memberi daya tarik suatu produk motherboard para produsen pun tak kurang akal. Mereka beramai-ramai menyediakan ruang upgrade itu, tanpa harus menyertakannya ketika ia diproduksi secara massal, untuk tetap membuatnya tetap ekonomis.
Beragamnya tipe chipset pada motherboard yang menjadi tolak ukur dukungan teknis juga kian membuat para pengguna dipusingkan untuk memilih mana yang terbaik. Belum lagi selesai dengan masalah yang satu ini, kita juga dihadapkan dengan berbagai kekhawatiran, bagaimana mengatasi persoalan bilaman terjadi motherboard sebagai jantung PC, masalah sedikit saja bisa membuat PC termehek-mehek.
Justru dengan banyaknya pilihan tersebut, kunci pertama supaya kita tetap tidak tersesat delam belantara adalah memahami seni arsitektur mother board, dan membekali diri dengan kemampuan praktis yang mumpuni. Berikut ini langkah-langkahnya.
Repair or Replace
Keputusan untuk mereparasi sangat ditentukan oleh tingkat kerusakan yang terjadi pada sebuah motherboard. Sementara, langkah penggantian sangat tergantung oleh tingkat daya dukung teknologi motherboard ataupun kemampuan ekonomi Anda dalam membelanjakan barang-barang komputer. Masalahnya adalah bagaimana seandainya motherboard itu masih terhitung baru, sementara kita tidak mampu mendeteksi kerusakan atau menentukan jalan keluarnya ? ikuti dulu langkah kedua sebelum memutuskan untuk membeli yang baru.
Back to Basics !
· Periksa semua konektor. Tentu saja, langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada satu konektor pun yang terlepas atau tidak tertancap dengan benar.
· Periksa semua komponen yang melekat. Ini penting untuk memdeteksi, apakah pemasangan prosesor, RAM, VGA Card sudah benar atau belum. Juga untuk memastikan bahwa secara fisik IC-IC di dalam motherboard tidak mengalami kerusakan atau terlepas.
· Periksa sumber listrik yang masuk melalui power suplay. Untuk memastikannya, periksa dulu suplai listrik dari jala listrik, lalu periksalah output listrik pada kabel-kabel power suplay dengan menggunakan multimeter. Pastikan bahwa output tiap kabel sudah sesuai dengan yang direkomendasikan pada buku manual.
· Periksa, adakah barang-barang asing yang menggangu jalur motherboard. Kabel, sekrup, kotoran, juga debu bisa mempengaruhi nafas kehidupan motherboard. Gangguan semacam ini, selain membuat lalu lintas data terganggu, bila posisinya strategis bisa menimbulkan hubungan pendek alias konslet.
· Periksa jumper-jumper, DIP switch, atau pin-pin pengatur setiap fitur dengan teliti dan benar. Pastikan bahwa Anda mengacu pada buku manual jangan menggunakan ilmu hafalan. Setting yang salah bisa membuat motherboard Anda tak mau hidup.
· Periksa bagian-bagian motherboard yang melekat pada casing. Hubungan pendek akibat penguncian tanpa isolator antara casing, sekrup pengunci dengan motherboard akan membuat listrik terhenti setiap kali tombol power ditekan.

Sistem PC tidak menyala ketika kartu grafis onboard diganti dengan VGA Card
Masalah semacam ini sering terjadi ketika pengguna hendak melakukan upgrade kartu grafis pada motherboard yang memiliki VGA add on yang terpasang. Namum, pada sebagian motherboard, Anda harus melakukan pergantian setting secara manual. Sebenarnya ini tidak akan terjadi kalau Anda tahu tips dan triknya. Biasanya masalah akan terjadi ketika kartu grafis add on ditancapkan dan Anda melakukan booting untuk pertama kalinya. Sistem kemudian tidak menyala sama sekali. Bahkan tidak mengeluarkan bunyi beep sama sekali.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggunakan kembali VGA onboard Anda. Ketika Sudah masuk sistem Windows, lakukan uninstall driver VGA onboard yang Anda pakai. Setelah itu, lakukan restart kembali sistem Anda untuk kemudian masuk pada menu BIOS. Pada menu ini, Anda harus mematikan atau mend-disable fitur VGA onboard. Setelah mematikan fungsi ini keluarlah dari BIOS dan matikan sistem.
Langkah selanjutnya adalah pasang kartu grafis add on Anda pada slot AGP atau slot PCI sesuai dengan tipe kartu grafis yang hendak Anda pakai. Setelah tertancap dengan benar pada slot yang sesuai, nyalakan kembali sistem Anda. Sistem akan kembali menyala dengan kartu grafis add on sebagai kartu grafis utama. Jangan lupa untuk menginstall driver terbaru yang sesuai dengan kartu grafis tersebut.

Sistem tidak bekerja ketika prosesor diganti
Kejadian ini amat sering terjadi ketika Anda hendak melakukan upgrade atau downgrade dengan menggunakan prosesor yang memiliki front side bus yang berbeda. Misalnya ketika Pentium Anda ber-FSB 533 MHz Anda ganti dengan yang ber-FSB 400 MHz, sementara BIOS Anda masih men-setting sistem bekerja pada FSB 533 MHZ.
Agar sistem mau bekerja kembali, ada dua cara yang bisa ditempuh. Cara pertama adalah masuk ke sistem BIOS dan menganti FSB yang dipakai dari 133 MHZ manjadi 100 MHz. Ini dengan catatan kalau sistem motherboard dan prosesor Anda masih bisa mentolerir penggunaan FSB yang jauh lebih tinggi dibanding yang dipakai.
Cara lain adalah melakukan clear CMOS. Apabila langkah ini sudah dilakukan. Masuklah ke menu BIOS Anda dan pastikan FSB yang dipakai sudah sesuai dengan FSB yang bekerja pada prosesor Anda. Langkah ini dijamin manjur untuk mengatasi masalah yang semacam ini.

Sistem tidak bekerja ketika modul memori DDR diganti
Ada beberapa kemungkinan maslah yang mungkin jadi penyebab mangapa masalah semacam ini terjadi. Pertama adalah kompatibilitas motherboard yang dipakai terhadap memori baru yang dipasang. Penyebabnya ada dua, yaitu masalah chip memori yang digunakan atau maslah tipe memori yang dipakai. Beberapa motherboard mensyaratkan secar tegas jenis chip yangh dipakai. Apabila tidak sesuai, motherboard tidak akan mendeteksi adanya memori yang berakibat pada tidak bekerjanya sistem. Sementara beberapa motherboard juga tidak mau dipsangi memori tipe single side atau double side. Sekali lagi ini masalah kompatibilitas motherboard terhadap memori yang dipasang. Apabila masalahnya adalah chip memori, update BIOS terkadang bisa jadi salah satu pemecahan jitu.
Kemungkinan kedua adalah tipe memori yang dipasang memiliki CAS latency yang lebih rendah ketimbang CAS latency memori sebelumnya, sementara pada BIOS latency masih di-setting pada CAS-2. cara satu-satunya adalah dengan melakukan reset atau clear BIOS. Setelah itu masuklah pada menu BIOS yang mengatur latency yang bekerja pada memori dan ubah sesuai dengan kemampuan memorinya. Yang paling aman adalah dengan mengubah latency yang bekerja pada CL-2,5.

Sistem tidak bekerja meski semua power sudah terpasang
Bisa jadi masalah ini muncul lantaran beberapa penyebab. Pertama periksa apakah ada aliran listrik yang masuk pada motherboard. Ini penting untuk memastikan adakah aliran listrik yang mengalir pada motherboard. Pada sebagian besar motherboard, indikasi adanya arus listrik yang mengalir ini ditandai dengan lampu LED yang menyala. Kalau lampu ini tidak menyala, bisa dipastikan tidak ada arus listrik yang mengalir.
Kedua, kemungkinan power suplay yang tidak terlalu bagus alias tidak memiliki tenaga yang sesuai. Cara satu-satunya adalah menganti power suplay yang Anda punya dengan yang lebih bagus.
Penyebab ketiga yang mungkin adalah tidak terpasangnya kartu grafis dengan benar. Ini memang biasa terjadi kalau Anda sembrono memasang kartu grafis add on. Untuk mengatasinya, Anda bisa memperbaiki posisi pemasangan. Usahakan agar posisinya tegak lurus terhadap motherboard.
Penyebab keempat yang sering tidak terbayang adalah rusaknya tombol power atau koneksinya yang menghubungkan front panel dengan tombol power pada casing depan. Ini menyebabkan Anda tidak dapat menyalakan sistem meski semua terpasang dengan benar.

Sistem tiba-tiba hang ketika di overclock
Ada beberapa penyebab untuk masalah ini. Penyebab pertama ada pada beberapa komponen yang membutuhkan frekuensi kerja yang lebih tinggi. Ini misalnya terjadi untuk AGP ataupun PCI yang terpasang. Untuk melakukan ini, Anda bisa masuk ke BIOS dan menaikkan frekuensi kerjanya. Ini pun dengan catatan apabila motherboard yang Anda pakai memang mendukung.
Penyebab kedua adalah kurangnya tegangan yang dipakai. Untuk itu, Anda juga bisa masuk ke menu BIOS dan melakukan penaikan tegangan, baik pada prosesor atau memori. Tapi cara ini riskan kaerena sangat tergantung pada kemampuan dan daya tahan motherboard, prosesor, memori, ataupun kartu grafis yang dipasang. Ini kareena kenaikan tegangan akan mempengaruhi kerja dari beberapa periferal yang terpasang.

Sistem tidak bekerja karena hardisk tidak terdeteksi
Masalah ini sering sekali muncul pada beberapa motherboard. Kesalahan sendiri terjadi bukan pada motherboard-nya, tetapi pada kabel data yang Anda gunakan. Kesalah ini biasanya muncul karena Anda menggunakan port secondary dan bukan port primary meskipun Anda tidak menggunakannya buat CD-ROM atau drive lain. Pada beberapa sistem, motherboard tidak akan mendeteksi lantaran penggunaan kabel data semacam ini. Solusi yang bisa dilakukan adalah menggunakan port utama pada kabel IDE untuk hardisk sementar secondary untuk CD-ROM drive atau yang lain.

Sistem tidak bekerja ketika kabel fan CPU tidak dipasang
Ini biasa terjadi pada beberapa motherboard yang memiliki tingkat keamanan yang cukup bak. Pada mother board yang demikian, sistem tidak akan mau bekerja kalau kabel fan tidak terpasang pada pin yang sesuai yaitu pun CPU fan. Ini dimaksudkan untuk menjamin agar fan bekerja untuk melindungi prosesor dari panas berlebihan. Nah, kalau Anda tidak memasang kabel fan pada pin power fan, atau bahkan tidak memasang pada salah satu pin, otomatis sistem tidak akan bekerja. Langkah satu-satunya yang diambil adalah memasang kabel fan CPU pada pin yang sesuai.

Ketika booting sistem nyatakan disk fail
Masalah ini muncul kalau Anda tidak memiliki floppy drive sementara pada BIOS fitur ini masih difungsikan. Cara satu-satunya adalah masuk ke menu BIOS dan matikan fitur yang satu ini.

Sistem tidak bekerja ketiga primary graphic adapter diganti
Ini biasa terjadi pada motherboard yang memiliki fitur VGA onboard. Ketika akan diganti dengan kartu grafis add on, baik yang berebasis PCI ataupun AGP. Ketika setting yang dipasang tidak sesuai dengan kondisi nyata, sistem tidak akan mampu melakukan booting. Satu-satunya langkah yang bisa diambil adalah dengan melakukan clear CMOS atau bahkan mencabut baterai CMOS kalau jumper untuk melakukan clear CMOS tidak ada. Ini untuk memaksa motherboard kembali pada posisi default. Setelah booting dapat dilakukan, masuk pada menu BIOS dan ubah setting primary graphic adapter sesuai dengan jenis kartu grafis yang dipasang. Apabila Anda memasang kartu grafis berbasis AGP, setting fitur ini pada AGP add on.

BIOS yang terkunci Password
Password BIOS biasanya digunakan user untuk melindungi setting BIOS pada komputer. Dan bila Anda ingin mereset password pada BIOS tidak terlalu susah untuk mengkoneksikan bateray CMOS nya, dengan sedikit trik pada Dos, Anda bisa mereset BIOS tersebut.
Pertama keluarlah dari Windows atau me-reboot komputer, jalankan komputer pada MS-DOS mode, gunakan pilihan “ Command prompt only”
Pada C:\> prompt, ketik :
DEBUG
Tekan enter. Anda akan melihat tanda ( - ) pada DEBUG prompt, kemudia ketik: o 70 2e
Pada DEBUG prompt akan ditampilkan seperti –o 70 2e. Tekan enter, ketik :
o 71 ff
Tekan enter, terakhir ketik :
Q
Tekan enter, makan Anda akan keluar dari DEBUG prompt dan kembali pada C:\> prompt
Sekarang reboot PC Anda, tekan tombol del, dan password untuk memasuki Setup BIOS pun sudah lenyap.

Sabtu, 23 Agustus 2008

Ampuni Sujudku Padamu



YAA… ALLAH !

Malu tunduk ku dihadapMu
Kecil luruh jiwa raga
Kau Maha, Raja.
Tak daya jagat raya,
Alam semesta luas
tunduk hanya padaMu
Maha Kau cipta
Sujud ku tak luntur, tak goyah
Hanya pada Mu
Apa arti dunia terlena dibuat manusia
Lupa akan Maha MU
Malu aku dihadapMu
Yaaa… ALLOH ampuni aku
Lumpur gunung lautan samudra dosa
Hanya Kau penyuci
Ampun ya Alloh Maha pedih siksamu
Alam kekal menantiku ku berlindung pada Mu
Aku yang hina dina Kau pengangkat muliaku
Ridho-Mu ku rindu

Amiiiiiin !!!!!!!!!

Rabu, 20 Agustus 2008

Jumat, 15 Agustus 2008

*BAHASA C*

PENGANTAR BAHASA C

Bahasa C merupakan bahasa yang biasa dipakai untuk keperluan pemrograman sistem, antara lain :
  • Assembler
  • Interpreter
  • Program paket
  • Sistem operasi
  • Editor
  • Kompiler
  • Program bantu (utility)

Beberapa program paket yang beredar seperti wordstar, dBase III+, bahkan sistem operasi UNIX juga dibuat dengan memakai Bahasa C. Bahasa ini digolongkan sebagai bahasa tingkat menengah (Medium Level Language) yang mengkombinasikan elemen bahasa tingkat tinggi yang mengutamakan kemudahan dalam membuat program dan bahasa tingkat rendah yang mempunyai kecepatan eksekusi.
Kelebihan :
  1. Memiliki banyak operator untuk memanipulasi data
  2. Menyediakan berbagai struktur data dan pengendalian proses yang menunjang pemrograman terstruktur
  3. Lebih mudah dipahami karena berorientasi pada permasalahan bukan pada mesin
  4. Waktu eksekusi lebih cepat
  5. Mampu memanipulasi data dalam bentuk bit maupun byte secara efisien

Kelemahan :
  1. Banyaknya operator dan fleksibelitas kadang-kadang membingungkan programer
  2. Adanya fasilitas Pointer yang menyulitkan programer

ASAL MULA BAHASA C
Akar dari bahasa C adalah bahasa BPCL yang diciptakan oleh Martin Richards tahun 1967. Bahasa C merupakan pengembangan dari bahasa B yang diciptakan oleh Ken Thompson tahun 1970 di Laboratorium Bell (USA) dan dikembangkan menjadi bahasa C sekitar tahun 1972. Bahasa ini diciptakan oleh oleh Dennis Ritchie. Bahasa C pertama kali digunakan di komputer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sistem operasi UNIX.

Tahun 1983, ANSI (American National Standards Institute) membuat C standar ANSI yang selanjutnya digunakan sebagai referensi dari berbagai versi C yang beredar. Kemudian pada tahun1987 Borland International menciptakan Turbo C versi 1.0 dan pada tahun 1989 mengeluarkan versi 2.0.

INTERPRETER DAN KOMPILER
Interpreter adalah suatu jenis penterjemah yang menterjemahkan perbaris instruksi untuk setiap saat. Keuntungannya adalah penyusunan program relatif lebih cepat dan bisa langsung diuji sekalipun masih ada beberapa kesalahan. Kelemahannya adalah kecepatannya menjadi lambat sebab sebelum suatu instruksi dijalankan selalu diterjemahkan terlebih dahulu. Disamping itu saat memori dieksekusi, interpreter juga harus ada dalam memori selain itu source program tidak dapat dirahasiakan karena dapat dilihat oleh orang lain.

Kompiler menterjemahkan seluruh instruksi dalam program sekaligus. Proses pengkompilasian cukup dilakukan sekali saja dan hasil terjemahan bisa dijalankan secara langsung tanpa tergantung lagi oleh program sumber maupun kompilernya. Keuntungannya adalah proses eksekusi berjalan cepat, program sumber dapat dirahasiakan sebab yang dieksekusi adalah program dalam bahasa mesin. Kelemahannya adalah proses pembuatan dan pengujian relatif lebih lama sebab ada waktu untuk kompilasi dan adapula waktu untuk proses linking

Jenis-jenis File yang Dimiliki Turbo C
Beberapa jenis file yang penting :
  • File HEADER
Adalah file teks. File ini dapat digabungkan dengan file program pada waktu proses COMPILE dengan menggunakan perintah INCLUDE. Oleh karena itu file ini dikenal juga dengan nama File INCLUDE. Semua file header mempunyai ekstensi .h (singkatan dari header).
Contoh : stdio.h dan conio.h

  • File LIBRARY
Berisi fungsi-fungsi yang dimiliki oleh Turbo C. File ini berisi program-program dari setiap fungsi dasar yang dikenal oleh Turbo C. Program-program tersebut sudah dicompile dan dapat digabungkan dengan program yang dibuat. Cara menggabungkannya dengan proses LINK. File Library selalu mempunyai ekstensi .lib

  • File RUN TIME
File ini akan digabungkan dengan program pada saat proses LINK. File Run Time disesuaikan dengan model memory-nya

  • MATH Library
File ini digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan operasi bilangan. File yang kegunaannya hampir sama dengan file ini adalah emu.lib

  • File Editor, File Object dan File Eksekusi
File Editor
Adalah program yang disusun dalam Turbo C. File ini adalah file teks dan mempunyai ekstensi .c
File Object
Adalah file hasil proses COMPILE dari File Editor. nama File Object sama dengan nama file editor dengan ekstensi .obj
File Eksekusi
Adalah hasil proses LINK. File ini bernama sama dengan file-file sebelumnya dan dapat dijalankan dari prompt DOS. Ekstensi file eksekusi adalah .exe
Turbo C merupakan salah satu kompiler C yang sangat terkenal. Kompiler ini juga menyediakanlingkungan program terpadu yang disebut IDE (Integrated Development Environment) yang bisa dipakai untuk :
  1. Menulis program
  2. Mengkompilasi program
  3. Melakukan pencarian kesalahan (debugging)
  4. Mengkaitkan berbagai objek dan pustaka (linking)
  5. Menjalankan program

Program terpendek dalam C berupa :
main()
{
}

Program di atas bisa dikompilasi dan dijalankan sekalipun tidak menghasilkan keluaran apa-apa (program kosong = null program). Program C pada hakekatnya tersusun atas sejumlah blok fungsi yang diawali dengan tanda kurung kurawal { dan diakhiri dengan tanda kurung kurawal tutup }.

FUNGSI MAIN()
Pada program C fungsi main() merupakan fungsi yang istimewa karena harus ada dalam program dan merupakan titik awal dan titik akhir eksekusi program. Jika program terdiri lebih dari satu fungsi, fungsi main() biasa ditempatkan pada posisi paling atas dengan tujuan untuk memudahkan pencarian terhadap program utama, jadi bukanlah keharusan.

FUNGSI PRINTF()
Fungsi printf() digunakan untuk menampilkan suatu keluaran pada layar peraga.
Contoh :
#include
main()
{
printf(“Selamat berkenalan dengan Turbo C”);
}

Hasil :
Selamat berkenalan dengan Turbo C

PENGENALAN PRAPROCESSOR #INCLUDE
#include merupakan salah satu jenis pengarah praprosessor yang dipakai untuk membaca file yang dinamakan file judul (header file) yaitu file yang diantaranya berisi deklarasi fungsi dan definisi konstanta.

Kebanyakan program melibatkan file stdio.h (file judul I/O standard). Program yang melibatkan file ini yaitu program yang menggunakan pustaka I/O (Input/Output) standard seperti printf().

LEBIH LANJUT DENGAN PRINTF()
Fungsi printf() mempunyai kegunaan yang luas dalam C, dipakai untuk menampilkan stringmaupun berbagai jenis data lainnya. Dengan menggunakan fungsi ini, tampilan dapat diatur (diformat) dengan mudah.

Pada program printf(“Selamat berkenalan dengan Turbo C”); dapat ditulis menjadi dua pernyataan :
printf(“Selamat berkenalan”);
printf(“ dengan Turbo C”);

Untuk karakter baris baru (pindah baris) digunakan perintah \n di bagian akhir string.
Contoh :
main()
{
printf(“Selamat berkenalan \n”);
printf(“dengan Turbo C\n”);
}

Hasil :
Selamat berkenalan
dengan Turbo C

Tanda \ pada string yang dilewatkan sebagai argumen printf() mempunyai makna khusus. Tanda ini bisa digunakan untuk menyatakan karakter khusus seperti :
\” : menyatakan karakter petik ganda
\\ : menyatakan karakter backslash
\t : menyatakan karakter tab

Contoh :
#include
main()
{
printf(“\t ************************************* ") ;
printf(“\t * Programmer oleh Saya * ") ;
printf(“\t ************************************* ") ;
}

Hasil :
*************************************
* Programmer oleh Saya *
*************************************

Dalam bentuk yang lebih umum format printf() adalah sebagai berikut :
printf(“string kontrol”, daftar argumen)

String kontrol dapat berupa satu atau sejumlah karakter yang akan ditampilkan ataupun berupa penentu format yang akan mengatur penampilan dari argumen yang terletak pada daftar argumen.

Beberapa contoh penentu format :
%d untuk menampilkan bilangan bulat (integer)
%f untuk menampilkan bilangan titik mengambang (pecahan)
%c untuk menampilkan sebuah karakter
%s untuk menampilkan sebuah string

Contoh :
#include
main()
{
printf(“Nama Siswa : %s\n”, “Aditya”);
printf(“N.I.M : %d\n”, 12345);
printf(“Nilai Ujian : %f Predikat : %s \n”, 70.5, ‘B’);
}

Hasil :
Nama Siswa : Aditya
N.I.M : 12345
Nilai Ujian : 70.500000 Predikat : B

GAYA PENULISAN PROGRAM
Bahasa C merupakan bahasa yang memberikan keleluasaan dalam menuliskan bentuk program.
Misalnya :
#include
main() {
printf(“Selamat berkenalan\n”);
printf(“dengan Turbo C\n”);
}
ATAU
#include
main()
{
printf(“Selamat berkenalan\n”);
printf(“dengan Turbo C\n”);
}

ATAU
#include
main() { printf(“Selamat berkenalan\n”);
printf(“dengan Turbo C\n”); }




KOMENTAR DALAM PROGRAM
Untuk keperluan dokumentasi dengan maksud agar program mudah dipahami di suatu saat lain, biasanya pada program disertakan komentar atau keterangan mengenai program. Dalam Bahasa C, suatu komentar ditulis dengan diawali dengan tanda /* dan diakhiri dengan */
Contoh :
/* ----------------------------------- *
* Program Cetak *
* Dibuat oleh Saya*
* ----------------------------------- */

#include
main()
{
printf(“Selamat berkenalan\n”);
printf(“dengan Turbo C\n”);
}

LATIHAN
1. Buat program untuk menampilkan tulisan sebagai berikut :
Selamat
belajar
“TURBO C”

2. Buat program untuk menampilkan tulisan sebagai berikut :
“Anda diundang rapat hari Jum’at / pukul 14.00 WIB”

3. Apa hasil dari program berikut :
#include
main()
{
printf(“%d lembar kertas\nper lembar %d”, 5, 10);
}

4. Dimana letak kesalahan program berikut ini ? Perbaiki kesalahannya ! Apa hasil keluarannya?

#include [stdio.h]
main{ }
(
printf(“\n %d Mawar %d Duri\n”, 1, 1000);
printf(“\n Ada %s Ada %s \n”, “Gula”, “Semut”);
)